Blockchain vs Database
Yuk Kenalan dengan Blockchain vs Database

squanct.com – Kalau kamu suka ngulik teknologi, pasti pernah dengar dua istilah ini: blockchain dan database. Keduanya sering banget jadi bahan perbincangan, apalagi sejak dunia digital makin meluas. Tapi kadang masih banyak yang bingung. Apa sih bedanya blockchain vs database? Kenapa orang-orang suka banget ngebandingin dua sistem ini?

Nah, lewat artikel ini, kita bakal ngobrol santai soal keduanya. Kita bahas cara kerja, kelebihan, kekurangan, sampai kapan sebaiknya pakai yang mana. Siap?

Baca Juga : Aisar Khaled dan Media Sosial Malaysia

Apa Itu Database?

Oke, kita mulai dari yang lebih dulu eksis. Database itu sistem penyimpanan data yang terstruktur. Bayangin aja kayak rak-rak buku yang rapi, di mana setiap informasi punya tempatnya sendiri. Biasanya dipakai buat menyimpan data pelanggan, transaksi, dokumen perusahaan, atau apapun yang butuh pencatatan.

Database udah ada sejak dulu dan jadi bagian penting di hampir semua aplikasi. Mau itu aplikasi perbankan, toko online, sosial media, semua pasti pakai database.

Sistem Terpusat

Satu hal yang paling mencolok dari database tradisional adalah sifatnya yang terpusat. Artinya, semua data dikendalikan oleh satu entitas. Kalau kamu punya akun di suatu aplikasi, semua informasi kamu disimpan di server perusahaan tersebut.

Ini memudahkan pengelolaan data. Administrator bisa nambah, hapus, atau ubah data kapan pun. Tapi ya, itu juga berarti ada potensi risiko kalau servernya diserang atau rusak.

Baca Juga : Fakta Menarik 4 Member BLACKPINK

Terus, Apa Itu Blockchain?

Sekarang giliran si pendatang baru yang bikin heboh: blockchain. Istilah ini naik daun sejak munculnya Bitcoin dan cryptocurrency. Tapi sebenernya, blockchain itu lebih dari sekadar mata uang digital.

Blockchain adalah sistem pencatatan data digital yang terdesentralisasi. Jadi, data gak disimpan di satu tempat aja. Tapi tersebar di banyak titik atau node. Setiap perubahan data tercatat dalam bentuk blok, lalu dikaitkan satu sama lain membentuk rantai. Makanya disebut blockchain.

Transparansi dan Keamanan

Salah satu keunggulan blockchain adalah transparansi. Semua transaksi atau perubahan data bisa dilihat siapa saja yang punya akses ke jaringan. Karena datanya tersebar, maka sangat sulit buat memanipulasi informasi tanpa diketahui.

Jadi, kalau bicara blockchain vs database, blockchain unggul dari sisi keamanan dan audit trail. Sekali data masuk, hampir gak mungkin diubah.

Baca Juga : Jennifer Coppen: Fakta yang Jarang Diketahui

Struktur Data Blockchain vs Database

Sekarang kita masuk ke struktur datanya.

Database

Pada database biasa, data disimpan dalam tabel-tabel. Formatnya bisa berupa baris dan kolom. Misalnya, tabel pelanggan akan berisi nama, alamat, nomor telepon, dan sebagainya. Semuanya bisa diubah, dihapus, atau ditambah kapan saja, tergantung siapa yang pegang akses.

Blockchain

Di sisi lain, struktur data blockchain berbentuk blok berantai. Setiap blok menyimpan data transaksi, timestamp, dan hash dari blok sebelumnya. Jadi, semua data tersimpan dalam urutan kronologis. Begitu blok ditambahkan, tidak bisa diedit atau dihapus tanpa merusak rantai keseluruhan.

Bisa dibilang, blockchain adalah sistem pencatatan yang “tertulis permanen”, sedangkan database adalah sistem yang fleksibel tapi rawan perubahan.

Baca Juga : 10 Lagu Terbaik Blackpink

Akses dan Kontrol di Blockchain vs Database

Kita juga harus bahas siapa yang bisa mengakses dan mengontrol data.

Database

Di sistem database, biasanya ada administrator yang punya kuasa penuh. Mereka bisa menentukan siapa yang bisa melihat, mengedit, atau menghapus data. Sistem ini cocok untuk lingkungan perusahaan yang butuh kontrol tinggi.

Blockchain

Sedangkan pada blockchain, sistem aksesnya bisa berbeda-beda. Ada blockchain publik seperti Bitcoin atau Ethereum, di mana siapa saja bisa ikut serta. Ada juga blockchain privat yang hanya bisa diakses oleh pihak tertentu.

Uniknya, di blockchain publik, gak ada satu entitas pun yang mengontrol semuanya. Semuanya tergantung konsensus jaringan. Jadi, kalau mau ubah data, harus disetujui oleh mayoritas node di jaringan.

Performa dan Kecepatan

Kalau bicara soal kecepatan, kita harus adil. Di sinilah biasanya database unggul.

Database

Database tradisional bisa memproses ribuan hingga jutaan transaksi per detik. Karena terpusat, sistem bisa bekerja lebih cepat dan efisien. Inilah kenapa banyak aplikasi real time masih pakai database.

Blockchain

Sayangnya, blockchain masih lambat kalau dibandingkan database. Karena setiap perubahan data harus divalidasi oleh jaringan dan disimpan dalam blok, prosesnya bisa memakan waktu. Beberapa blockchain besar bahkan hanya bisa memproses belasan transaksi per detik.

Tapi keunggulannya, proses ini menciptakan jejak digital yang transparan dan tahan manipulasi.

Biaya Operasional

Ngomongin blockchain vs database, gak afdol kalau gak bahas soal biaya.

Database

Biaya operasional database biasanya lebih rendah. Karena sistemnya udah matang, banyak pilihan software open source, dan tim IT biasa udah familiar.

Blockchain

Sementara itu, blockchain bisa jadi mahal, terutama untuk jaringan publik. Proses validasi dan konsensus butuh daya komputasi tinggi. Contohnya, mining Bitcoin membutuhkan listrik besar dan perangkat khusus. Tapi kalau pakai blockchain privat atau permissioned, biayanya bisa lebih terkontrol.

Skalabilitas

Salah satu isu penting di dunia digital adalah soal skalabilitas.

Database

Sistem database lebih mudah diskalakan. Kita tinggal tambah server, replikasi data, dan pakai load balancer. Sudah banyak perusahaan sukses melakukannya.

Blockchain

Sebaliknya, blockchain masih punya tantangan besar di sisi skalabilitas. Karena setiap node harus menyimpan salinan lengkap data, semakin besar jaringan, semakin berat bebannya. Tapi teknologi terus berkembang dan banyak solusi baru mulai bermunculan seperti sharding atau layer 2 protocol.

Use Case Blockchain vs Database

Sekarang pertanyaannya, kapan sebaiknya kita pakai blockchain dan kapan pakai database?

Cocok Pakai Database

Kalau kamu bikin aplikasi yang butuh performa tinggi, akses cepat, dan kontrol penuh, database adalah pilihan terbaik. Contohnya aplikasi perbankan, e-commerce, sistem kasir, dan lain-lain.

Cocok Pakai Blockchain

Tapi kalau kamu butuh sistem pencatatan yang transparan, sulit dimanipulasi, dan tidak tergantung satu pihak, maka blockchain cocok banget. Contoh pemakaian blockchain antara lain untuk voting digital, supply chain transparan, kontrak pintar, dan dokumen legal yang butuh jejak audit permanen.

Kombinasi Blockchain dan Database

Gak selamanya harus pilih salah satu. Sekarang mulai banyak sistem yang menggabungkan blockchain vs database dalam satu arsitektur. Jadi, data yang butuh fleksibilitas tetap disimpan di database, sementara data yang butuh keamanan tinggi dicatat juga di blockchain.

Pendekatan hybrid ini banyak dipakai di dunia keuangan, kesehatan, hingga industri logistik. Jadi, kita bisa dapat kecepatan dan fleksibilitas database tanpa kehilangan keamanan dan transparansi dari blockchain.

Tantangan Implementasi Blockchain

Meski menarik, implementasi blockchain gak selalu mudah. Banyak perusahaan masih belum familiar dengan teknologi ini. Masalah hukum, regulasi, dan kesulitan teknis jadi tantangan tersendiri.

Makanya penting banget buat memahami konteks penggunaan sebelum memutuskan beralih ke blockchain. Jangan sampai sekadar ikut tren tanpa tahu manfaatnya.

Blockchain vs Database di Masa Depan

Kalau lihat tren saat ini, blockchain memang terus berkembang. Tapi bukan berarti database bakal punah. Justru keduanya bisa saling melengkapi.

Bayangin suatu hari nanti sistem informasi rumah sakit pakai database buat nyimpan data medis, tapi juga pakai blockchain buat mengamankan jejak perawatan pasien. Atau e-commerce yang simpan data transaksi di database tapi verifikasi pembayaran dilakukan di blockchain.

Dunia digital terus bergerak. Yang penting kita harus paham karakter masing-masing teknologi

By pbnpro

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *